Rabu, 07 April 2010

Profesionalitas Dosen

Hari ini baru saja saya pulang dari sebuah kelas. Judul mata kuliahnya 'Livestock Reproduction Technology'. Ini adalah salah satu mata kuliah pilihan awal semester untuk musim panas 2010. Ada yang istimewa dari kelas yang saya datangi tadi, yaitu muridnya cuma satu, saya sendiri. Bukan karena itu kemudian kelas tersebut menjadi istimewa. Namun meski yang datang pada kelas tadi cuma saya sendiri, sang dosen tetap memberikan kuliah sebagai mana layaknya lainnya. Disitu istimewanya. Saya lihat beliau tetap 'antusias' memberikan pelajaran.

Kelas diawali dengan perkenalan. Beliau menanyakan latar belakang saya, semester berapa, apakah sudah punya topik untuk thesis, juga maksud saya menghadiri kelas tersebut. Ada satu pertanyaan menarik yang diajukan, apakah anda hanya sekedar ingin hadir atau anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang isi mata kuliah ini. Awalnya saya agak kaget mendengar pertanyaan itu. Di benak yang terlintas apa memang 'lumrah' disini mahasiswa bisa datang di kelas 'hanya' sekedar ingin hadir dan cukup tau isi saja? bukankah itu akan menyinggung perasaan sang guru jika murid hanya 'asal' saja?.. belum sempat saya jawab, beliau menjelaskan bahwa 'lumrah' bagi beberapa mahasiswa yang hanya ingin hadir di kelas saja, untuk sekedar tahu, dan itu adalah hak mereka. Namun saya buru2 menjawab, bahwa saya 'serius' ingin tahu tentang mata kuliah tersebut.

Memang terlihat aneh, jika ada siswa yang hadir di kelas hanya untuk asal-asalan. Namun disini itu tidak menjadi persoalan bagi sang dosen. Bagi mereka yang penting tugas mengajar dikelas dipenuhi. Menganai apakah nanti mahasiswa yang ada dikelas akan mengambil ujian untuk MK tersebut atau tidak, bukan menjadi soal bagi sang dosen. Ini salah satu perbedaan dalam mengisi 'KRS' dengan sistem di dalam negeri yang saya pahami. Jika umumnya di universitas dalam negeri mahasiswa akan mengisi KRS diawal semester, disini KRS baru diisi setelah dua minggu menjelang ujian. Ketika mahasiwa menganggap dengan alasan tertentu tidak menginginkan untuk ujian, maka tidaklah menjadi soal ia tidak mengambil mata kuliah yang selama ini dihadirinya untuk diisi di dalam 'KRS' tersebut.

Kembali ke perkuliahan saya tadi. Sang profesor kemudian menawarkan untuk mendiskusikan isi materi yang saya inginkan. Seberapa jauh materinya, bagaimana model praktikum dll. Di sela-sela perbincangan tadi, saya selipkan harapan saya untuk bisa mempelajari ilmu beliau secara sungguh-sungguh. Saya lihat profil laboratorium profesor tersebut termasuk produktif. Terbukti dengan banyaknya projeck yang ia tangani. Cukup sering saya lihat tawaran thesis untuk program master atau bachelor di laboratorium itu. Bagi saya juga sangat menarik. Laboratorium teknologi reproduksi ternak. Apalagi ilmu tersebut juga masih terbatas di lingkungan fakultas peternakan IPB.

Namun, yang paling menarik tadi adalah bagaimana sikap beliau dalam menjaga profesionalitas sebagai dosen. meskipun yang hadir dalam kelas hanya satu orang. Namun itu tidak mengendorkan semangat ia untuk terus menyampaikan ilmunya. Semoga teladan ini bisa kami ikuti kelak di Indonesia.
Terima kasih profesor...

Göttingen, 7th April, 2010