Rabu, 28 Januari 2009

Palestina, Tanah yang diberkahi Allah

Kota Gaza (ANTARA News)22 Januari 2009 - Kerusakan yang terjadi di Kota Gaza, Palestina terjadi merata, baik di daerah pinggiran hingga di pusat kota. Bukan saja bangunan pemerintah, namun tempat ibadah seperti masjid maupun rumah sakit (RS), termasuk bangunan milik warga yang berdekatan.

Sekitar 1 Km dari markas polisi yang diterjang peluru kendali (Rudal) pada serangan pertama oleh militer Israel pada 27 Desember 2008 itu, gedung parlemen juga luluh-lantak, sehingga sama sekali tidak bisa difungsikan. Jumlah korban pun sudah bukan jumlah yang sedikit. Menurut Otoritas Palestina, serangan 22 hari oleh Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 1.330 orang dan melukai 5.430 jiwa, mulai dari orang tua, dewasa laki-laki dan perempuan, sampai anak-anak yang tidak berdosa. Selain itu serangan Israel menghancurkan 4.000 rumah dan merusak 17.000 rumah lainnya.

Perang di Gaza seakan membangunkan dunia khususnya kaum muslimin. Aksi penolakan dan pengecaman pun ramai dilakukan, mulai dari pengiriman dana, bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, tenaga medis, relawan, melakukan lobi-lobi, sampai pemboikotan. Perserikatan Bangsa-Bangsa pun dituntut untuk melakukan fungsinya, pun demikian dengan Liga Arab, OKI, dan organisasi dunia lainnya. Pada satu sisi fenomena ini memberikan secercah harapan akan masih adanya perasaan yang satu dalam kaum muslimin. Akan tetapi pada sisi yang lain juga menampakkan ketidakberdayaan negeri kaum muslim saat berhadapan dengan negara adidaya Amerika.

Lihat saja ketika Amerika Serikat menolak Resolusi yang berjudul "Kondisi kesehatan yang amat menyedihkan di Palestina terutama Gaza," yang disponsori negara-negara OKI termasuk Indonesia. Dalam sidang "Executive Board" WHO yang digelar sejak 19 hingga 27 Januari telah disahkan Resolusi yang berjudul "The Grave Health Situation in the Occupied Palestinian Territory, particularly in the Occupied Gaza Strip", demikian Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Acep Somantri kepada koresponden Antara London, Kamis.

Menurut Acep Somantri, resolusi disetujui melalui pemungutan suara dengan 28 suara mendukung termasuk Indonesia dan satu suara menolak yaitu Amerika Serikat. Empat negara abstain yaitu Malawi, Bahamas, Selandia Baru dan Samoa serta satu negara tidak hadir (El Savador).

Ya, berita Gaza Palestina demikian hangat dibicarakan di media baik cetak maupun elektronik. Ada pemberitaan yang objektif namun tidak sedikit juga yang subjektif dan cenderung malah memojokkan posisi Hamas dan Palestina. Tulisan ini mencoba menghadirkan persoalan ini dalam posisi yang seharusnya, Gaza Palestina sebagai tanah kaum muslimin.

Hukum syara tentang pemecahan masalah palestina


Sesungguhnya masalah Palestina adalah persoalan tanah Islam yang dirampas. Firman Allah swt : "Sesungguhnya Allah (hanya) melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama, dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain untuk mengusirmu (QS. Al Mumtahanah 9).

Jika ayat ini melarang menjadikan mereka sebagai teman, bagaimana mungkin kita_kaum muslimin bisa menyerahkan tanah kita pada mereka? Oleh karena itu, sejak tahun 1957 Badan Fatwa Universitas AL-Azhar telah mengumumkan bahwa berdamai dengan israel dalam bentuk apapun, hukumnya haram, selama eksistensi yahudi masih tegak di bumi palestina, baik kondisinya kuat atau lemah.

Adapun alasan Rasulullah melakukan perjanjian Hudaibiyah sesungguhnya tidak dapat dijadikan alasan pada masalah ini. Karena hukum syara telah menentukan syarat-syarat perjanjian dalam Islam sebagai berikut:
1.perjanjian hanya sah secara syar'i jika ditetapkan oleh seorang khalifah atau wakil khalifah
2.perjanjian harus berorientasi pada kemaslahatan kaum muslimin dan dakwah Islam
3.perjanjian bukan perjanjian abadi, tetapi harus memiliki batas waktu
4.Objek yang disepakati adalah perkara yang mubah, bukan perkara yang haram seperti melepaskan negeri muslim.


Pemecahan Islami untuk Masalah Palestina

Sebelum kita melihat pemecahan islami untuk masalah ini, mari kita lihat terlebih dahulu bahwa :
1.sesungguhnya upaya mendirikan negara israel terkait erat dengan upaya meruntuhkan kekhilafahan Islam. Oleh karena itu, permasalahan palestina adalah pertarungan peradaban Islam dengan peradaban Barat.
2.Perseteruan yang terjadi hakikatnya bukanlah antara Islam dan Yahudi, tetapi dengan negara di belakang Yahudi, yang mengakui eksistensi negara Israel seperti Inggris, Australia, Mesir, Singapura dan AS.

Lihat saja dukungan nyata yang mereka berikan pada Israel. Juru bicara Gedung Putih, Gordon Johndroe menyatakan, Amerika Serikat menginginkan Pejuang Palestina untuk menghentikan serangan roketnya ke Israel. Amerika menilai, serangan Israel ke Jalur Gaza dilakukan sebagai tindakan reaksi atas serangan roket tersebut. Hamas harus segera menghentikan serangan roketnya ke Israel. Amerika melihat Hamas bertanggung-jawab atas pelanggaran gencatan senjata.

Lihat juga dukungan dari Australia ini. Tawaran bantuan kemanusiaan tersebut disampaikan Pejabat Perdana Menteri Australia Julia Gillard dalam pernyataan pers di Brisbane, Jumat (2/12)."Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sangat memprihatinkan dan pemerintah (Australia) percaya bahwa sangat penting bagi Israel memenuhi kewajiban-kewajiban kemanusiaannya untuk memastikan rakyat Jalur Gaza mendapat akses pada kebutuhan pokok dan bantuan kemanusiaan," kata Gillard. Aksi kekerasan yang pecah menyusul bubarnya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dan kemudian disusul dengan serangan roket para pejuang Palestina ke wilayah selatan Israel itu dianggap pemerintah Australia sebagai "hak Israel mempertahankan diri." Australia menghormati "hak Israel" untuk hidup dan "sebuah negara bangsa (yang merdeka) bagi rakyat Palestina", katanya. Australia memiliki kontribusi bersejarah bagi kelahiran negara Israel yang diproklamasikan pada 14 Mei 1948.

Fakta ini seharusnya menyadarkan kaum muslimin akan musuh yang sebenarnya. Umat Islam saat ini seperti orang yang berusaha membunuh sekawanan serangga penggangu tanpa mengetahui sumber serangga tersebut. Ketika seekor serangga terbunuh, muncul serangga yang lain dan sumber serangga tersebut akan tetap terjaga sementara orang tadi hanya sibuk mmbunuh serangga yang tampak.

Jadi pemecahan yang Islami untuk masalah ini adalah dengan mengembalikan porsi energi kaum muslimin dalam membentuk sebuah kekuatan adidaya setara dengan negara adidaya zhalim yang berkuasa sat ini, itulah daulah Islam. Daulah ini yang akan mengemban jihad membebaskan tanah kaum muslimin dari cengkeraman penjajah. Inilah solusi islami.

Kaum muslimin harus memahami bahwa untuk menjalankan solusi islami mengharuskan umat untuk menanamkan benih tauhid yang suci, dan bebas dari segala jenis kotoran di dalam jiwanya, agar benih ini mampu menghasilkan buah yang dahulu pernah dipetik hasilnya. Aqidah Islamlah yang mampu mencegah dari sikap lemah dan mudah menyerah. Mencegah dari sikap kompromi dan moderat. Aqidah Islam juga yang akan mendorong kaum muslimin untuk berpegang teguh kepada Islam dan tidak menyerah pada fakta yang ada. Aqidah islam pula yang akan mencegah umat dari belenggu hawa nafsu, ketakutan yang semu. Aqidah inilah yang mampu menguatkan kaum muslimin untuk menempuh solusi Islami meskipun harus menempuh waktu yang lama.

Adapun ketakutan-ketakutan yang muncul jika dunia dipimpin oleh daulah Islam adalah ketakutan yang tidak beralasan. Seorang orientalis Jerman pemerhati sastra Arab Adam Mitz berkata "perbedaan yang paling besar antara negara Islam dan Eropa yang ada pada masa abad pertengahan adalah adanya jumlah yang tidak sedikit dari pemeluk agama selain Islam yang hidup bersama orang-orang Islam. Mereka adalah ahlu dzimmah"

Will Durant berkata "Ahlu dzimmah yang beragama nasrani, zoroaster, yahudi dan shabi'i pada masa pemerintahan umayyah menikmati sikap toleransi yang tidak pernah mereka temukan di negeri-negeri nasrani pada masa sekarang. Mereka bebas melakukan aktifitas keagamaan mereka, dan bisa memelihara gereja dan rumah ibadah mereka."

Demikianlah ketika Islam berjaya, maka umat manusia seluruh dunia tanpa kecuali akan merasakan kemaslahatannya. Jadi, apa lagi yang kita tunggu Saudaraku?

Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw "tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslim memerangi yahudi, kemudian kaum muslim memerangi mereka sampai akhirnya orang-orang yahudi berlarian berlindung di balik batu dan pepohonan. Lalu batu dan pepohonan itu berkata "wahai muslim..wahai hamba Allah, ini..ada orang yahudi bersembunyi di belakangku , kemari dan bunuhlah dia." (HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu'alam bishshawab

Selasa, 13 Januari 2009

BERHASIL MENJADI MANUSIA

Allah berfirman dalam al-qur'an surat al-a'raf 179 "dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakandari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak digunakannya untukmemahami ayat-ayat Allah, danmereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

Dari ayat ini dengan jelas Allah menyatakan bahwa manusia pada hakikatnya sama seperti binatang ternak bahkan bisa lebih hina, bilamana potensi kelebihan yang diberikan oleh Allah kepadanya tidak dioptimalkannya. Untuk mengoptimalkan potensi manusia ini, tentu harus di kenal terlebih dahulu potensi tersebut.

Potensi manusia yang pertama adalah kebutuhan jasmani (hajatul 'uduwiyah). Kebutuhan jasmani adalah kenyataan bahwa setiap bagian organ tubuh manusia memerlukan kondisi, benda, dan aktivitas tertentu. Kondisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia misalnya tidur, istirahat,dan suhu udara tertentu. Sedangkan benda yang diperlukan antara lain:makanan, minuman, dan oksigen untuk bernafas. Sedangkan aktivitas yang dilakukan adalah makan, bernafas, buang hajat, dan lain sebagainya.

Kebutuhan jasmani ini merupakan kebutuhan yang lahir karena pengaruh kerja struktur organ manusia. Oleh karena itu, pada kadar tertentu kebutuhan ini wajib dipenuhi sesegera mungkin karena jika tidak dipenuhi segera akan mengantarkan pada kerusakan organ atau tubuh manusia sehingga mengantarkan pada kematian.

Potensi manusia yang kedua adalah naluri (gharizah). Naluri adalah khashiyyat dari Allah kepada manusia untuk bisa mempertahankan eksistensinya (ghorizah baqa'), keturunannya (ghorizah naw'), dan mencari petunjuk tentang keberadaan Sang Pencipta (ghorizah tadayyun). Penjelasan tentang ghorizah baqa' terdapat dalam al-qur'an surat an-Nahl 68 "Dan Tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah 'buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia'". Penjelasan tentang ghorizah naw' terdapat dalam al-qur'an surat yusuf 24 "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan itu dengan yusuf, dan yusuf juga bermaksud melakukan perbuatan yang sama dengan wanita itu, seandainya Dia tidak melihat tanda-tanda dari Tuhannya". Penjelasan tentang ghorizah tadayyun terdapat dalam al-qur'an surat az-zumar 8 "Dan jika manusia ditimpa kesusahan, dia memohon kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya".

Jika kebutuhan jasmani lahir dari tuntutan tubuh manusia, berbeda halnya dengan naluri. Naluri lahir dari tuntutan di luar tubuh manusia, baik berupa realita ataupun sekedar pemikiran. Seseorang yang sebenarnya tidak merasa lapar, tetapi disuguhkan makanan dengan tampilan yang sangat menggugah selera, maka dia akan muncul keinginan makan. Ini adalah pengaruh realita, jadi perilaku makan orang tersebutbukan dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmaninya tetapi hanya memenuhi gharizah baqa'nya saja. Seorang yang dewasa bisa muncul dorongan syahwatnya jika dia membayangkan sosok lawan jenisnya, meskipun realitanya sosok lawan jenis tersebut hanya imajinasinya. Ini adalah pengaruh pemikiran dalam memunculkan tuntutan naluri.

Karena tuntutan ini datang dari pemikiran dan realita maka tuntutan ini tidak harus selalu dipenuhi, cukup dialihkan saja karena tidak akan mengantarkan pada kerusakan tubuh. Pengalihan tuntutan ini dapat dilakukan dengan menjauhi realita dan pemikiran yang dapat memunculkan tuntutan tersebut. Jadi, seorang yang sedang tidak lapar semestinya tidak perlu jalan-jalan ke restoran. Dan seorang dewasa semestinya menghindari mengimajinasikan lawan jenisnya agar syahwatnya terkendali, dan lain-lain. Pengalihan juga dapat dilakukan dengan mengarahkannya kepada ghorizah tadayyun. Seorang yang tergoda untuk belanja makanan sementara dia tidak lapar semestinya mengalihkan perhatiannya kepada orang-orang yang kelaparan dan mengingat bahwa mubazir adalah pekerjaan syaithan. Seseorang yang jauh dari istri atau suami dapat mengendalikan gharizah naw'nya dengan mengalihkan waktunya untuk shalat, tadabur al-qur'an, menimba ilmu, da'wah, dan lain-lain.

Kedua potensi di atas ada pada manusia, juga ada pada hewan. Lalu di mana perbedaan antara manusia dengan hewan? Jawabannya adalah pada potensi ketiga ini, yaitu akal. Manusia diberikan akal oleh Allah agar dengan akal tersebut ia menimbang dan memutuskan pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan jasmani ataupun nalurinya. Ketika manusia berada dalam kelaparan dan di depannya ada makanan yang bukan miliknya, maka dengan akalnya manusia akan menimbang apakah akan memakan makanan yang bukan miliknya tersebut atau tidak. Ketika manusia diperlakukan kasar oleh seseorang, maka dengan akalnya ia menimbang apakah akan membalas perlakuan tersebut atau mencari kejelasan penyebab perlakuan tersebut. Ketika manusia merasa gejolak syahwat menguasainya, maka dengan akalnya ia menimbang akan menyalurkannya melalui zina atau lewat jalan yang halal. Ketika manusia merasa lemah dan butuh Dzat yang maha kuat, maka dengan akalnya ia menimbang akan menyembah siapa.

Demikianlah, dengan mengetahui potensi manusia ini berikut perannya masing-masing, maka Maha benar Allah bahwa jika potensi tersebut tidak dioptimalkan, maka manusia pada hakikatnya sama dengan binatang ternak, bahkan lebih hina lagi, dan mereka adalah orang-orang yang lalai. Wallahu'alam bi shawab.

Senin, 12 Januari 2009

Stoppt den Krieg!

Hari itu udara masih dingin di suhu minus 15 derajat. Tumpukan salju sisa hujan beberapa hari yang lalu juga masih menutupi sebagian jalan, taman dan rumah maupun gedung-gedung. Namun, dinginnya udara tidak menyurutkan niat ratusan manusia untuk berkumpul di Ganseliesel, ‘pusat’ kota Goettingen. Pukul 13.00 tepat pengeras suara itu menyalak. Teriakan pemuda itu memecah, menyeruak ditengah ramainya aktifitas ‘pasar’ sabtu sebelum libur esoknya. “Stoppt den Krieg!... Stoppt den Krieg!” (hentikan perang!). Seperti dikomando ratusan orang yang menyemut itu mengikuti yel-yel yang diteriakkannya. Dengan membawa berbagai poster, foto, selebaran dan bendera Palestina mereka bergerak perlahan menggugah dunia ini dan penduduknya untuk membantu Palestina menghentikan kebiadaban Israel.
Itulah secuil pesan dari ratusan warga di Goettingen Jerman untuk memberi dukungan pada Negara Palestina yang kini kembali berdarah. Tidak hanya warga keturan arab atau warga muslim yang berkumpul disitu. Teror Israel pada negeri Palestina juga menarik simpati warga local untuk ikut bergabung pada aksi tersebut.
Subhanallah… merasakan di tengah-tengah mereka, membuat diri ini semakin yakin Allah memang menjadikan umat muslim sebagai saudara. Bagaimana tidak, warna kulit kami berbeda, demikian juga dengan bahasa dan tempat asal kami. Namun itu bukanlah penghalang untuk mencintai satu dengan lainnya sebagaimana Kanjeng Nabi pernah ungkapkan. Meski Palestina jauh dari kami, namun jarak itu seolah terkikis dengan hadirnya ukhuwah. Pedihnya warga Palestina seolah mewujud hingga membuat kami gerah, pedih… Mereka benar bahwa muslim adalah bersaudara maka selayaknya sebagai saudara akan bahu mambahu membantu satu dengan lainnya. Ukhuwah ini telah tertanam.. meski dalam kondisi yang mengenaskan seperti yang pernah dikhawatirkan Kanjeng Nabi diakhir hayatnya.
Duhai Allah penjaga langit dan bumi ini, hamba mohon kuatkanlah ukhuwah ini, jadikanlah kami sebagai ummat pilihan sebagaimana janjiMu yang akan memenangkan kami atas mereka orang yang dzalim dan kafir. Kembalikan Palestina sebagaimana Engkau mengembalikannya melalui Shalahuddin Al-Ayubi dari tangan tentara salib. Amin
Goettingen, 10 January 2009