Kota Gaza (ANTARA News)22 Januari 2009 - Kerusakan yang terjadi di Kota Gaza, Palestina terjadi merata, baik di daerah pinggiran hingga di pusat kota. Bukan saja bangunan pemerintah, namun tempat ibadah seperti masjid maupun rumah sakit (RS), termasuk bangunan milik warga yang berdekatan.
Sekitar 1 Km dari markas polisi yang diterjang peluru kendali (Rudal) pada serangan pertama oleh militer Israel pada 27 Desember 2008 itu, gedung parlemen juga luluh-lantak, sehingga sama sekali tidak bisa difungsikan. Jumlah korban pun sudah bukan jumlah yang sedikit. Menurut Otoritas Palestina, serangan 22 hari oleh Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 1.330 orang dan melukai 5.430 jiwa, mulai dari orang tua, dewasa laki-laki dan perempuan, sampai anak-anak yang tidak berdosa. Selain itu serangan Israel menghancurkan 4.000 rumah dan merusak 17.000 rumah lainnya.
Perang di Gaza seakan membangunkan dunia khususnya kaum muslimin. Aksi penolakan dan pengecaman pun ramai dilakukan, mulai dari pengiriman dana, bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, tenaga medis, relawan, melakukan lobi-lobi, sampai pemboikotan. Perserikatan Bangsa-Bangsa pun dituntut untuk melakukan fungsinya, pun demikian dengan Liga Arab, OKI, dan organisasi dunia lainnya. Pada satu sisi fenomena ini memberikan secercah harapan akan masih adanya perasaan yang satu dalam kaum muslimin. Akan tetapi pada sisi yang lain juga menampakkan ketidakberdayaan negeri kaum muslim saat berhadapan dengan negara adidaya Amerika.
Lihat saja ketika Amerika Serikat menolak Resolusi yang berjudul "Kondisi kesehatan yang amat menyedihkan di Palestina terutama Gaza," yang disponsori negara-negara OKI termasuk Indonesia. Dalam sidang "Executive Board" WHO yang digelar sejak 19 hingga 27 Januari telah disahkan Resolusi yang berjudul "The Grave Health Situation in the Occupied Palestinian Territory, particularly in the Occupied Gaza Strip", demikian Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Acep Somantri kepada koresponden Antara London, Kamis.
Menurut Acep Somantri, resolusi disetujui melalui pemungutan suara dengan 28 suara mendukung termasuk Indonesia dan satu suara menolak yaitu Amerika Serikat. Empat negara abstain yaitu Malawi, Bahamas, Selandia Baru dan Samoa serta satu negara tidak hadir (El Savador).
Ya, berita Gaza Palestina demikian hangat dibicarakan di media baik cetak maupun elektronik. Ada pemberitaan yang objektif namun tidak sedikit juga yang subjektif dan cenderung malah memojokkan posisi Hamas dan Palestina. Tulisan ini mencoba menghadirkan persoalan ini dalam posisi yang seharusnya, Gaza Palestina sebagai tanah kaum muslimin.
Hukum syara tentang pemecahan masalah palestina
Sesungguhnya masalah Palestina adalah persoalan tanah Islam yang dirampas. Firman Allah swt : "Sesungguhnya Allah (hanya) melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama, dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain untuk mengusirmu (QS. Al Mumtahanah 9).
Jika ayat ini melarang menjadikan mereka sebagai teman, bagaimana mungkin kita_kaum muslimin bisa menyerahkan tanah kita pada mereka? Oleh karena itu, sejak tahun 1957 Badan Fatwa Universitas AL-Azhar telah mengumumkan bahwa berdamai dengan israel dalam bentuk apapun, hukumnya haram, selama eksistensi yahudi masih tegak di bumi palestina, baik kondisinya kuat atau lemah.
Adapun alasan Rasulullah melakukan perjanjian Hudaibiyah sesungguhnya tidak dapat dijadikan alasan pada masalah ini. Karena hukum syara telah menentukan syarat-syarat perjanjian dalam Islam sebagai berikut:
1.perjanjian hanya sah secara syar'i jika ditetapkan oleh seorang khalifah atau wakil khalifah
2.perjanjian harus berorientasi pada kemaslahatan kaum muslimin dan dakwah Islam
3.perjanjian bukan perjanjian abadi, tetapi harus memiliki batas waktu
4.Objek yang disepakati adalah perkara yang mubah, bukan perkara yang haram seperti melepaskan negeri muslim.
Pemecahan Islami untuk Masalah Palestina
Sebelum kita melihat pemecahan islami untuk masalah ini, mari kita lihat terlebih dahulu bahwa :
1.sesungguhnya upaya mendirikan negara israel terkait erat dengan upaya meruntuhkan kekhilafahan Islam. Oleh karena itu, permasalahan palestina adalah pertarungan peradaban Islam dengan peradaban Barat.
2.Perseteruan yang terjadi hakikatnya bukanlah antara Islam dan Yahudi, tetapi dengan negara di belakang Yahudi, yang mengakui eksistensi negara Israel seperti Inggris, Australia, Mesir, Singapura dan AS.
Lihat saja dukungan nyata yang mereka berikan pada Israel. Juru bicara Gedung Putih, Gordon Johndroe menyatakan, Amerika Serikat menginginkan Pejuang Palestina untuk menghentikan serangan roketnya ke Israel. Amerika menilai, serangan Israel ke Jalur Gaza dilakukan sebagai tindakan reaksi atas serangan roket tersebut. Hamas harus segera menghentikan serangan roketnya ke Israel. Amerika melihat Hamas bertanggung-jawab atas pelanggaran gencatan senjata.
Lihat juga dukungan dari Australia ini. Tawaran bantuan kemanusiaan tersebut disampaikan Pejabat Perdana Menteri Australia Julia Gillard dalam pernyataan pers di Brisbane, Jumat (2/12)."Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sangat memprihatinkan dan pemerintah (Australia) percaya bahwa sangat penting bagi Israel memenuhi kewajiban-kewajiban kemanusiaannya untuk memastikan rakyat Jalur Gaza mendapat akses pada kebutuhan pokok dan bantuan kemanusiaan," kata Gillard. Aksi kekerasan yang pecah menyusul bubarnya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dan kemudian disusul dengan serangan roket para pejuang Palestina ke wilayah selatan Israel itu dianggap pemerintah Australia sebagai "hak Israel mempertahankan diri." Australia menghormati "hak Israel" untuk hidup dan "sebuah negara bangsa (yang merdeka) bagi rakyat Palestina", katanya. Australia memiliki kontribusi bersejarah bagi kelahiran negara Israel yang diproklamasikan pada 14 Mei 1948.
Fakta ini seharusnya menyadarkan kaum muslimin akan musuh yang sebenarnya. Umat Islam saat ini seperti orang yang berusaha membunuh sekawanan serangga penggangu tanpa mengetahui sumber serangga tersebut. Ketika seekor serangga terbunuh, muncul serangga yang lain dan sumber serangga tersebut akan tetap terjaga sementara orang tadi hanya sibuk mmbunuh serangga yang tampak.
Jadi pemecahan yang Islami untuk masalah ini adalah dengan mengembalikan porsi energi kaum muslimin dalam membentuk sebuah kekuatan adidaya setara dengan negara adidaya zhalim yang berkuasa sat ini, itulah daulah Islam. Daulah ini yang akan mengemban jihad membebaskan tanah kaum muslimin dari cengkeraman penjajah. Inilah solusi islami.
Kaum muslimin harus memahami bahwa untuk menjalankan solusi islami mengharuskan umat untuk menanamkan benih tauhid yang suci, dan bebas dari segala jenis kotoran di dalam jiwanya, agar benih ini mampu menghasilkan buah yang dahulu pernah dipetik hasilnya. Aqidah Islamlah yang mampu mencegah dari sikap lemah dan mudah menyerah. Mencegah dari sikap kompromi dan moderat. Aqidah Islam juga yang akan mendorong kaum muslimin untuk berpegang teguh kepada Islam dan tidak menyerah pada fakta yang ada. Aqidah islam pula yang akan mencegah umat dari belenggu hawa nafsu, ketakutan yang semu. Aqidah inilah yang mampu menguatkan kaum muslimin untuk menempuh solusi Islami meskipun harus menempuh waktu yang lama.
Adapun ketakutan-ketakutan yang muncul jika dunia dipimpin oleh daulah Islam adalah ketakutan yang tidak beralasan. Seorang orientalis Jerman pemerhati sastra Arab Adam Mitz berkata "perbedaan yang paling besar antara negara Islam dan Eropa yang ada pada masa abad pertengahan adalah adanya jumlah yang tidak sedikit dari pemeluk agama selain Islam yang hidup bersama orang-orang Islam. Mereka adalah ahlu dzimmah"
Will Durant berkata "Ahlu dzimmah yang beragama nasrani, zoroaster, yahudi dan shabi'i pada masa pemerintahan umayyah menikmati sikap toleransi yang tidak pernah mereka temukan di negeri-negeri nasrani pada masa sekarang. Mereka bebas melakukan aktifitas keagamaan mereka, dan bisa memelihara gereja dan rumah ibadah mereka."
Demikianlah ketika Islam berjaya, maka umat manusia seluruh dunia tanpa kecuali akan merasakan kemaslahatannya. Jadi, apa lagi yang kita tunggu Saudaraku?
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw "tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslim memerangi yahudi, kemudian kaum muslim memerangi mereka sampai akhirnya orang-orang yahudi berlarian berlindung di balik batu dan pepohonan. Lalu batu dan pepohonan itu berkata "wahai muslim..wahai hamba Allah, ini..ada orang yahudi bersembunyi di belakangku , kemari dan bunuhlah dia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu'alam bishshawab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar