Selasa, 13 Januari 2009

BERHASIL MENJADI MANUSIA

Allah berfirman dalam al-qur'an surat al-a'raf 179 "dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakandari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak digunakannya untukmemahami ayat-ayat Allah, danmereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

Dari ayat ini dengan jelas Allah menyatakan bahwa manusia pada hakikatnya sama seperti binatang ternak bahkan bisa lebih hina, bilamana potensi kelebihan yang diberikan oleh Allah kepadanya tidak dioptimalkannya. Untuk mengoptimalkan potensi manusia ini, tentu harus di kenal terlebih dahulu potensi tersebut.

Potensi manusia yang pertama adalah kebutuhan jasmani (hajatul 'uduwiyah). Kebutuhan jasmani adalah kenyataan bahwa setiap bagian organ tubuh manusia memerlukan kondisi, benda, dan aktivitas tertentu. Kondisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia misalnya tidur, istirahat,dan suhu udara tertentu. Sedangkan benda yang diperlukan antara lain:makanan, minuman, dan oksigen untuk bernafas. Sedangkan aktivitas yang dilakukan adalah makan, bernafas, buang hajat, dan lain sebagainya.

Kebutuhan jasmani ini merupakan kebutuhan yang lahir karena pengaruh kerja struktur organ manusia. Oleh karena itu, pada kadar tertentu kebutuhan ini wajib dipenuhi sesegera mungkin karena jika tidak dipenuhi segera akan mengantarkan pada kerusakan organ atau tubuh manusia sehingga mengantarkan pada kematian.

Potensi manusia yang kedua adalah naluri (gharizah). Naluri adalah khashiyyat dari Allah kepada manusia untuk bisa mempertahankan eksistensinya (ghorizah baqa'), keturunannya (ghorizah naw'), dan mencari petunjuk tentang keberadaan Sang Pencipta (ghorizah tadayyun). Penjelasan tentang ghorizah baqa' terdapat dalam al-qur'an surat an-Nahl 68 "Dan Tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah 'buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia'". Penjelasan tentang ghorizah naw' terdapat dalam al-qur'an surat yusuf 24 "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan itu dengan yusuf, dan yusuf juga bermaksud melakukan perbuatan yang sama dengan wanita itu, seandainya Dia tidak melihat tanda-tanda dari Tuhannya". Penjelasan tentang ghorizah tadayyun terdapat dalam al-qur'an surat az-zumar 8 "Dan jika manusia ditimpa kesusahan, dia memohon kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya".

Jika kebutuhan jasmani lahir dari tuntutan tubuh manusia, berbeda halnya dengan naluri. Naluri lahir dari tuntutan di luar tubuh manusia, baik berupa realita ataupun sekedar pemikiran. Seseorang yang sebenarnya tidak merasa lapar, tetapi disuguhkan makanan dengan tampilan yang sangat menggugah selera, maka dia akan muncul keinginan makan. Ini adalah pengaruh realita, jadi perilaku makan orang tersebutbukan dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmaninya tetapi hanya memenuhi gharizah baqa'nya saja. Seorang yang dewasa bisa muncul dorongan syahwatnya jika dia membayangkan sosok lawan jenisnya, meskipun realitanya sosok lawan jenis tersebut hanya imajinasinya. Ini adalah pengaruh pemikiran dalam memunculkan tuntutan naluri.

Karena tuntutan ini datang dari pemikiran dan realita maka tuntutan ini tidak harus selalu dipenuhi, cukup dialihkan saja karena tidak akan mengantarkan pada kerusakan tubuh. Pengalihan tuntutan ini dapat dilakukan dengan menjauhi realita dan pemikiran yang dapat memunculkan tuntutan tersebut. Jadi, seorang yang sedang tidak lapar semestinya tidak perlu jalan-jalan ke restoran. Dan seorang dewasa semestinya menghindari mengimajinasikan lawan jenisnya agar syahwatnya terkendali, dan lain-lain. Pengalihan juga dapat dilakukan dengan mengarahkannya kepada ghorizah tadayyun. Seorang yang tergoda untuk belanja makanan sementara dia tidak lapar semestinya mengalihkan perhatiannya kepada orang-orang yang kelaparan dan mengingat bahwa mubazir adalah pekerjaan syaithan. Seseorang yang jauh dari istri atau suami dapat mengendalikan gharizah naw'nya dengan mengalihkan waktunya untuk shalat, tadabur al-qur'an, menimba ilmu, da'wah, dan lain-lain.

Kedua potensi di atas ada pada manusia, juga ada pada hewan. Lalu di mana perbedaan antara manusia dengan hewan? Jawabannya adalah pada potensi ketiga ini, yaitu akal. Manusia diberikan akal oleh Allah agar dengan akal tersebut ia menimbang dan memutuskan pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan jasmani ataupun nalurinya. Ketika manusia berada dalam kelaparan dan di depannya ada makanan yang bukan miliknya, maka dengan akalnya manusia akan menimbang apakah akan memakan makanan yang bukan miliknya tersebut atau tidak. Ketika manusia diperlakukan kasar oleh seseorang, maka dengan akalnya ia menimbang apakah akan membalas perlakuan tersebut atau mencari kejelasan penyebab perlakuan tersebut. Ketika manusia merasa gejolak syahwat menguasainya, maka dengan akalnya ia menimbang akan menyalurkannya melalui zina atau lewat jalan yang halal. Ketika manusia merasa lemah dan butuh Dzat yang maha kuat, maka dengan akalnya ia menimbang akan menyembah siapa.

Demikianlah, dengan mengetahui potensi manusia ini berikut perannya masing-masing, maka Maha benar Allah bahwa jika potensi tersebut tidak dioptimalkan, maka manusia pada hakikatnya sama dengan binatang ternak, bahkan lebih hina lagi, dan mereka adalah orang-orang yang lalai. Wallahu'alam bi shawab.

2 komentar:

ARIEF FACHRUDIN mengatakan...

Aslm,
belum mas bai, masih belum final terutama masalah sponorship nya meski sudah oke dgn prof. nya.

skrg saya baru sampe di chandigarh, northern india utk belajar nanotechnology and nuclear issues related to environmental poblems.

mas bai, ada info utk master n scholarships di gottingen??

cheers,
AF

ARIEF FACHRUDIN mengatakan...

Aslm,

hallo Herr. Baihaqi. wie ist das Leben dort? ich hoffe, daß Sie groß sind.

Wslm,
AF