Kamis, 01 Oktober 2009

GEMPA MENGGUNJANG PADANG DAN JAMBI

Belum lekang dari ingatan gempa yang mengguncang tasikmalaya beberapa waktu lalu. Tepatnya tanggal 2 September lalu. Gempa berkekuatan 7.3 SR itu masih menyisakan pedih dan duka hingga kini. Pemulihan pasca gempa pun belum rampung. Sungguh Allah maha kuasa dan berkehendak atas segala sesuatu, kemaren sore tanggal 30 September pukul 5 sore terjadi kembali gempa di Padang Pariaman Sumatra Barat. Allahuakbar. Gempa berkekuatan 7.6 SR tersebut hingga saat tulisan ini dibuat sedikitnya telah menelan 75 korban jiwa dan masih banyak lagi orang-orang yang dilaporkan hilang. Belum lagi para warga berani memasuki rumah-rumah mereka karena khawatir akan gempa susulan, ternyata gempa kembali mengguncang tadi pagi pukul 8.45 WIB. Kali ini berpusat di Sungai Penuh Jambi,dengan kekuatan 7 SR. Allahuakbar.

Indonesia diketahui memang termasuk daerah yang rawan gempa karena berada di atas pertemuan lempengan-lempengan bumi. Dan pengetahuan ini telah diketahui oleh para ilmuwan Indonesia sudah sejak lama,pun sudah diberitahukan kepada pemerintah. Lagi-lagi,ketidaksigapan pemerintah menjadi salah satu penyebab besarnya korban jiwa yang jatuh. Sudah bukan hal yang aneh jika pemerintah kita seringkali keduluan oleh bantuan dari asing di daerah-daerah bencana. Entahlah,apakah birokrasi itu terlalu baku saat ini?

Benarlah kiranya jika dewasa ini,tidak mungkin mengharapkan seorang pemimpin seperti khalifah Umar bin Khattab yang rela memanggul sekarung makanan dan langsung diantarkan kepada rakyatnya yang memerlukan seketika itu juga. Birokrasi dalam sistem pemerintahan kita saat ini bukan hanya rumit dan berbelit-belit tetapi juga persis seperti karet. Untuk masalah penetapan perpu mengenai pembentukan PLT KPK dengan cepat bisa dikeluarkan meski banyak pihak yang mengkritisi. Demikian pula dengan keputusan pengucuran dana untuk bank Century,bisa dicairkan dengan segera. Kenapa untuk penanggulangan korban bencana tidak bisa dilakukan sesegera itu? Kenapa bantuan itu bahkan lebih banyak datang dari swadaya dan swasta? Kenapa pemerintah pusat saling lempar dengan pemerintah daerah?

Semoga dengan musibah ini,kita semua tergerak untuk merenung,betapa Maha Kuasanya Allah. Masih sombongkah kita untuk tidak melaksanakan seluruh perintahnya? Seluruh syariatnya? Masihkah kita sombong dengan membandingkan hukum-Nya dengan hukum-hukum hasil pikiran manusia? Masihkah kita sombong dengan meragukan aturan dan ketetapan-Nya?..Sungguh kita tak layak berlaku demikian. Wallahua'lam.

Tidak ada komentar: